Tak Berkategori

Surat Untukku di Masa Depan

Halo Sahda, assalamu’alaikum.

Kapan pun kamu baca surat ini, semoga selalu dalam keadaan sehat. Bagaimana kabar hatimu ? Apa kau sedang senang? Atau sedih? Atau baik-baik saja? Semoga selalu ada rasa syukur pada Allah apa pun keadaanmu.

Dear Sahda, terima kasih sudah berusaha sejauh ini. Kamu hebat. Kamu sudah berjuang atas dirimu sendiri. Aku tau bahwa tak mudah mengatasi perasaan sedih, marah, kecewa, takut, khawatir, dan ragu-ragu dalam diri. Itu sulit sekali. Selamat, kamu sudah bisa ikhlas atas semua perasaan itu di usiamu yang ke 24 ini. Ya, ya, aku paham bahwa itu semua butuh waktu. Meski sudah ikhlas, rasa sesak terkadang sedikit hadir di hati. Tapi kamu sudah mampu mengatasi itu semua. Kamu hebat sekali. Aku bangga, Sahda.

Dirimu berhak untuk berbahagia. Hidup cuma sekali. Lakukanlah sebaik-baiknya. Usahakanlah sesuatu yang membuatmu senang, sesuatu yang ingin kau capai. Impian-impianmu, lakukanlah itu. Pergilah ke mana kau ingin. Luangkan banyak waktu untuk orang-orang penting dalam hidupmu. Mereka sungguh berharga. Lepaskanlah dirimu, bebaslah berekspresi. Lebih banyak tunjukkan emosi dan kasih sayang pada orang lain. Jika kau peduli tunjukkanlah. Jangan menahan diri. Aku tau itu tak mudah. Sungguh, orang-orang di sekitarmu, orang-orang yang baik padamu mereka itu nyata adanya. Kamu berharga, Sahda. Kamu sungguh disayang. Kamu dicintai oleh banyak orang. Bagi orang-orang itu, kamu sangat penting. Maka berbahagialah. Sungguh berbahagialah.

Berbahagialah, Sahda 🙂

Sayangi dirimu sendiri. Jaga kebersihan, jaga kesehatan. Kamu cantik, sungguh Allah sudah memberimu sebaik-baik fisik. Rawatlah badanmu. Sayangi dia sepenuh hati. Pakailah baju yang cantik, sepatu yang nyaman. Kamu juga bebas memilih kacamata dengan frame yang lucu-lucu. Buat dirimu sendiri senang. Bahagiakanlah dirimu. Ambillah kesempatan-kesempatan yang datang, buatlah dirimu senang. Apapun itu, berbahagialah.

Tidak papa untuk sedikit egois. Tidak papa untuk menolak dan berkata tidak. Tidak papa. Sungguh itu bukan masalah besar. Ini hidupmu. Orang-orang datang dan pergi, jangan terlalu kau ambil hati. Berbuatlah yang terbaik saat bertemu, tersenyumlah, dan berlaku terbuka serta menerima. Namun yang terpenting, bahagiakan dirimu sendiri. Buat dirimu nyaman.

Percaya dirilah.

Tidak masalah saat ditolak. Kau harus mengerti. Bukan berarti mereka tak mencintaimu, mereka punya kesibukan dan pertimbangan lain. Jadi pahamilah. Kau sungguh disayang. Kau sungguh berharga.

Jangan berlaku seperti anak kecil yang selalu ingin diperhatikan. Semua orang mencintai dengan porsinya masing-masing.

Jangan berusaha dekat dengan orang yang tidak nyaman denganmu. Pahamilah jarak.

Berbahagialah, Sahda. Sungguh, berbahagialah. Lakukan hal-hal yang membuatmu senang.

Teruslah berbagi. MasyaAllah Sahda, kau sungguh baik sekali. Teruslah baik, dan berbuat baik dengan menolong orang-orang yang dirasa perlu ditolong. Teruslah yakin bahwa karma itu nyata adanya. Bahwa kebaikan akan dibalas dengan kebaikan pula, bahwa pertolongan akan dibalas pertolongan pula. Ingatlah, sebaik-baik penolong adalah Allah, dan sebaik-baik pemberi balasan adalah Allah. Teruskan kebaikan-kebaikan itu. Berbuat baik itu terbukti membahagiakanmu. Semangat 🙂

Berbahagialah. Sungguh berbahagialah. Jangan takut. Dunia ini indah, jauh lebih indah. Matahari bersinar sepanjang siang, bintang-bintang bertaburan di kala malam. Jangan takut. Banyaklah tersenyum. Bebaskan dirimu. Bebaskan dirimu. Berbahagialah. Lakukan hal-hal yang membahagiakanmu. Berbahagialah 🙂

NB. Surat ini ditulis saat saya berusia 24 tahun.

Tinggalkan komentar